Judul : Habibie (Tak Boleh
Lelah dan Kalah)
Penulis : Fachmy Casofa
Penerbit : Metagraf (Imprin
Tiga Serangkai)
Tahun Terbit :
Pertama, Februari 2014
Harga : Rp. 86.000,00
Kondisi carut-marut Indonesia, bisa
dikatakan butuh teladan yang telah melakukan aksi konkret demi kebaikan dan
kemajuan bangsa. Di antara mereka yang telah melakukan sumbangsih adalah
Bacharuddin Jusuf Habibie yang biasa dikenal dengan B.J. Habibie.
Habibie dikenal oleh dunia sebagai
salah satu manusia jenius asal Indonesia. Tidak hanya menikmati kejeniusannya
sendirian, Dengan kejeniusannya Habibie berkarya untuk bangsa. Yakni dengan
membuat pesawat pertama karya anak negeri. Pesawat itu adalah pesawat N-250/
Gatotkoco.
Tujuh hari sebelum perayaan hari
Kemerdekaan ke-50 Indonesia, atau biasa disebut dengan Indonesia Emas. Menjadi
hari spesial karena seluruh rakyat mendapat kejutan tepatnya pada 10 Agustus
1995 hari kamis pukul 10.15 pesawat N-250/ Gatotkoco, melesat ke angkasa biru
dari lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung.
Siapa yang tidak bangga dengan
kemampuan anak bangsa membuat pesawat dengan tangan sendiri. Tak hanya itu
pesawat yang dibuat Habibie adalah pesawat yang canggih di dunia kala itu.
Pesawat N-250/ Gatotkoco adalah pesawat komersial ketiga yang menerapkan
teknologi tinggi kala itu, fly-by-wire, di mana dua sebelumnya yang
menerapkannya adalah Airbus A300 di Eropa dan Boeing 777 di Amerika Serikat.
Untuk mencapai titik prestasi ini,
bisa dikatakan Habibie harus berdarah-darah. Pasalnya anak pasangan Alwi Abdul
Djalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo harus berjuang dengan keras
sejak kecil. Waktu kecilnya jarang sekali dihabiskan untuk bermain di luar
rumah seperti kebiasaan anak seusianya. Sesekali keluar rumah untuk melakukan
kegemarannya yakni naik kuda.
Bila sedang di rumah, Rudy atau
Udding (sapaan akrab Habibie semasa belia) adalah melakukan hal yang
mengagumkan, yaitu membaca buku. Saking kuatnya keinginannya untuk menuntut
ilmu dari sebuah buku, sampai membuat kakaknya Titi Sri Sulaksmi kesulitan
mengajak Habibie untuk bermain di luar. Bahkan, bila saja sudah berhasil
membujuk Rudy untuk main di luar, selalu saja Habibie memiliki cara untuk
kembali ke rumah lagi, dan menenggelamkan diri dalam lautan ilmu dengan membaca
buku-buku.
Kebiasaan membaca itu tergolong
unik dan bahkan bisa dikatakan sangat jarang dipunyai anak-anak seusianya di
kampungnya. Godaan alam indah Pare-Pare yang menginspirasikan banyak kreasi
jenis permainan yang dihasilkan oleh anak-anak belia sepertinya, sepertinya tidak
begitu berhasil merayu Habibie untuk jauh-jauh dari buku dan ilmu.
Bila sudah melihat buku, begitu
laparnya ia hingga dilahap semua ilmunya. Habis tak tersisa, dengan binary mata
tajam yang mengisyaratkan antusiasme dan rasa penasaran akan banyak hal yang
khas dirinya. Biasanya orang yang memiliki antusiasme yang tinggi pada ilmu
akan begitu teguh dan kukuh dalam mempertahankan prinsip yang ia yakini. Apa
pun ia kerahkan bila memang apa yang diyakininya benar dan patut untuk
diperjuangkan hingga titik darah penghabisan. Begitu juga dengan Habibie.
Sejak SD Habibie sudah terbiasa
berprestasi, bahkan semasa SMA prestasinya semakin tampak sekali
kecemerlangannya. Nilai 10 seringkali didapatnya ketika mengerjakan pelajaran
eksakta. Setelah SMA rampung, Habibie melanjutkan ke jenjang berikutnya ke
Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang sekarang bernama ITB.
Namun, tidak lama Habibie menuntut
ilmu di ITB. Setelah enam bulan kuliah di sana, Habibie mendapatkan izin
belajar di Jerman dari Kantor Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan sistem
delegasi. Jadi, Mendikbud hanya memberi kemudahan dan legalitas kepadanya untuk
membeli valuta asing sebagai biaya pendidikan selama di Jerman dan Habibie
harus menanggung sendiri biaya untuk berangkat ke Jerman dan biaya hidup di
sana.
Pada umur 19 tahun, Habibie
berangkat ke Jerman. Di Jerman, Habibie belajar di Rheinsch Westfaelische Technische Honchschule Aachen,
Fakultaet fuer Maschinenwesen, Aachen, Jerman dengan jurusan
Konstruksi Pesawat Terbang. Tak seperti teman-temannya yang mendapat beasiswa
penuh, Habibie adalah satu-satunya mahasiswa yang memakai paspor hijau,
sedangkan kawan lainnya memakai paspor dinas RI. Artinya pula, teman-temannya
tersebut mendapatkan uang sekolah, uang buku dan uang pakaian. Sehingga jika
Habibie tidak lulus tepat waktu, maka itu akan membuat Habibie semakin lama
tersiksa. Karenanya dia belajar dengan sungguh-sungguh hingga hari kelulusannya
tiba. Penganugerahan Diplom Ingenieur (S2) pada usia 23 tahun dengan nilai
magna cum laude.
Setelah lulus Habibie langsung
mendapat kerja di Jerman. Total tahun Habibie menuntut ilmu dan bekerja di
Jerman selama 20 tahun. Namun, semua itu dia lakukan demi kemajuan bangsa.
Setelah lama di luar negeri dan bergaji besar Habibie tidak merasa rugi ketika
akan kembali ke Negara sendiri dan berkarya di sana. Karena memang itulah
tujuan Habibie menuntut ilmu selama ini, demi kemajuan dan kemandirian bangsa.
Kisah kehidupan Habibie memang
penuh dengan inspirasi. Maka tak ayal jika buku karya Fachmy Casofa ini patut
dibaca oleh semua anak negeri agar bisa bercermin. Karena kehidupan Habibie
menjadi salah satu cermin yang baik bagi anak. Sehingga lahir-lahirlah
Habibie-Habibie berikutnya di masa mendatang. Selamat bercermin pada Habibie!
Judul : Sebab Allah Bersama Kita – Jangan Pernah
Menyerah!
Penulis : Aldilla D. Wijaya
Penerbit : Qultum Media
Tahun Terbit : Ketiga, Desember 2015
Harga : Rp.59.000,00
“Tak ada alasan untuk berjalan, dan
tak ada alasan untuk berhenti. Kita seperti tak punya pilihan. Kita berjalan
hanya karena keadaan. Let
it flow.
Tak ada yang salah dengan istilah let it flow, cuma ya jangan keterusan
mengikuti arus, karena kita sama-sama tahu hanya ikan yang mati yang selalu
terbawa arus.”
Ketika memutuskan untuk berhijrah, maka
banyak hal yang harus ditinggalkan di masa lalu. Kehidupan ini memang akan
terus berjalan dan tidak berhenti pada satu titik. Namun yang menjadi tolak
ukur keberhasilan kita untuk berhijrah atau tidak adalah kemauan dan usaha dari
diri kita sendiri. Karena pada saatnya nanti, kita akan kembali kepada Allah.
Oleh karena itu, hidup kita ini harus terarah dan jangan biarkan keadaan
membuat kita berjalan sayup-sayup seperti tidak punya tujuan yang pasti.
Kalau
hidup sekadar hidup, babi hutan juga hidup. Kalau kerja sekadar kerja, kera
juga bekerja.
–
Buya Hamka –
Inilah yang membedakan kita dengan
hewan. Kita sebagai manusia diberikan kelebihan khusus yang tidak serupa dengan
hewan. Tidakkah kita ingin hidup yang Allah anugerahkan sekali saja di dunia
ini menjadi hidup yang berkualitas, penuh berkat dan rahmat dari-Nya?
Manusia yang terjebak dalam ambisi
duniawi akan sulit untuk meninggalkan atribut keduniawian sehingga merugilah ia
bersama waktu. Oleh sebab itu, berhijrah mulai dari sekarang dan mulai dari
diri kita sendiri toh
tidak ada salahnya. Seperti yang disampaikan oleh penulis, “Jika tidak sekarang, kapan kita
berubah?”
Setiap
proses yang menghasilkan perubahan positif tentunya akan menjadikan hidup kita
jauh lebih baik dari sebelumnya. Saya menyimpulkan dari keseluruhan isi buku Sebab Allah Bersama Kita,
Jangan Pernah
Menyerah! bahwa ada beberapa poin penting yang perlu
diperhatikan ketika kita memutuskan untuk berhijrah—dan butir-butir tersebut
adalah :
v Rajin Mencari Ilmu Allah
Sejak kecil kita sudah disekolahkan
oleh orangtua kita agar ilmu yang didapatkan bermanfaat untuk diri kita
sendiri, keluarga, orang lain, maupun agama. Betul tidak? Orangtua mana yang
ingin anaknya hidup tanpa ilmu dan pembelajaran dari sekolah maupun lembaga
agama? Begitu pun juga jika kita ingin ‘dekati’ Allah, kita sangat perlu untuk
menuntut ilmu di majelis agama.
v Niat dan Tekad yang Kuat
Kalau kita hanya membayangkan
melakukan sesuatu ini sesuatu itu adalah susah, maka hasilnya adalah nol besar.
Kita akan sulit mencapai keberhasilan. Begitu pula yang dipaparkan penulis
bahwa untuk menghancurkan dinding yang membuat kita tidak bisa berubah adalah
dengan azimah
atau tekad yang kuat. Allah akan senantiasa memperhatikan setiap langkah yang
kita lewati dan Allah pasti akan memberikan cobaan di waktu-waktu kita mulai
menginjak dinding yang sudah dihancurkan tadi.
“Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah
beriman” sedang mereka tidak diuji lagi?”
(QS.
Al-Ankabut [29]: 2)
v Perhatikan Teman-Teman Pergaulan
“Seseorang itu akan mengikuti
agama temannya, karenanya hendaklah salah seorang di antara kalian mencermati
dengan siapa ia berteman.”
(HR. Tirmidzi)
Kita memang dianjurkan untuk
berbuat baik tanpa memandang bulu. Tapi untuk urusan akhirat, kita perlu mem-filter dengan siapa
kita akan bergaul. Karena ini akan sangat mempengaruhi kebiasaan dan perilaku
kita di lingkungan tersebut.
v Belajar dari Pengalaman Orang-Orang
yang Berubah
Dari setiap kisah hidup para nabi,
ulama-ulama besar, dan orang-orang yang terdahulu menyisakan beberapa pelajaran
yang dapat kita ambil hikmahnya. Seperti kisah akhir kehidupan Fir’aun yang
tenggelam di laut karena ingin mengejar pasukan Nabi Musa yang sudah
diselamatkan Allah terlebih dahulu.
v Jangan
Lelah Untuk Berdoa
Keinginan yang kuat akan
menghasilkan energi yang kuat pula apabila kita mampu mempertahankan dan
meningkatkan doa kita setiap harinya. Dan energi tersebut dapat menyambungkan
antara keinginan kita dengan dikabulkannya doa. Anggaplah seorang perokok yang
ingin berhenti merokok, pernahkah ia meminta kepada Allah agar dihilangkan dari
kebiasaan buruk tersebut?
v Isi
Ulang Iman Kita dengan Rutin Datang Ke Majelis Taklim
Sama seperti mobil yang bensinnya
harus diisi ulang, layaknya iman di hati kita ini juga perlu di recharge agar bisa
kembali ‘sehat’ dan mampu menjalani aktivitas penuh untuk mengejar surganya
Allah.
Nah, kalau sudah masuk dalam tahap
yang lebih dalam, proses hijrah kita ini rasanya tidak akan afdol kalau tidak
bisa mengoptimalkan ibadah secara keseluruhan. Tidak usah muluk-muluk, untuk di
awal-awal sebaiknya kita coba untuk sempurnakan ibadah wajib saja dulu. Karena
yang wajib tidak akan pernah berubah menjadi sunnah sedangkan sunnah bagi
sebagian orang mukmin sudah menjelma menjadi kegiatan yang diwajibkan. Jika
kita sudah mampu bertahan dalam ibadah wajib, barulah kita tingkatkan dengan
menjalankan ibadah yang sunnah seperti menjaga
wudhu, shalat
tahajud, shalat
dhuha dan puasa
senin-kamis. Kemudian, dibarengi dengan tadabbur Al-Qur’an yang
menjadi perpaduan yang sangat baik dalam step
kita menuju satu tangga lagi untuk semakin ‘dekat’ dengan Allah.
“Bila
engkau ingin mengambil manfaat dari Al-Qur’an maka hadirkanlah hatimu saat
membaca dan mendengarkannya.”
– Ibnu Qayyim –
BAGAIMANA CARANYA AGAR TETAP
ISTIQAMAH?
“Hendaknya kamu tidak menyekutukan Allah
dengan apa pun juga.”
-Abu Bakar RA-
Umar bin Khattab ra:
“Hendaknya kita bertahan dalam satu perintah atau larangan, tidak berpaling,
seperti berpalingnya seekor musang.”
-Umar Bin Khattab-
Utsman bin Affan ra:
“Istiqamah artinya ikhlas.”
-Utsman Bin Affan-
Ali bin Abi Thalib
ra: “Istiqamah adalah melaksanakan kewajiban.”
-Ali Bin Abi Thalib-
Ibu Abbas ra:
“Istiqamah mengandung 3 macam arti yaitu istiqamah dengan lisan (bertahan terus
mengucapkan kalimat syahadat), istiqamah dengan hati (terus melakukan niat yang
jujur), dan istiqamah dengan jiwa (senantiasa melaksanakan ibadah dan ketaatan
secara terus-menerus).
-Ibu Abbas-
“Tetap berada di atas jalan yang lurus.”
-Ar-raaghib-
“Tetap dalam ketaatan.”
-Imam An-Nawawi-
“Istiqamah adalah komitmen terhadap syahadat
tauhid sampai bertemu dengan Allah.”
-Mujahid-
“Mereka beristiqamah dalam mencintai dan
beribadah kepada-Nya tanpa menoleh kiri dan kanan.”
-Ibnu Taimiah-
Semua pemaparan mengenai arti kata istiqamah di atas
dapat disimpulkan yaitu kekonsistenan seseorang dalam berbuat kebaikan yang
terus-menerus tanpa memikirkan balasan yang akan diterimanya dalam artian
ikhlas.
Menurut saya buku ini telah banyak
memberikan energy positif untuk semua orang dan bisa dijadikan penuntun untuk
yang belum terlalu memantabkan niatnya untuk berhijrah. Buku ini tidak
menggurui, hanya menjelaskan apa itu artinya berhijrah dan bahaimana caranya
untuk berhijrah. Buku ini juga menggambarkan tentang arti kegagalan, agar kita
tetap berpikir positif, berdoa, berusaha dan berhijrah kearah yang lebih baik
agar bisa mendapatkan kesuksesan yang sesuai ajaran alqur’an dan al-hadist.
“Yakinlah ada sesuatu yang
menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu
terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit”
-Ali Bin Abi Thalib-
“Jangan pernah
menyalahkan Allah atas tertundanya ijabah atas permintaanmu, tapi perbaikilah
sikapmu yang suka menunda-nunda perintah-Nya”
“Man jadda wajada” artinya “Barang siapa yang
bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil”